Akhir-akhir ini berita tentang LGBT cukup
mengundang kontroversi di muka bumi. Khususnya di media sosial. Ada yang pro
ada juga yang kontra dengan argumen masing-masing. Pada artikel ini saya tidak
akan membahas tentang pro kontra tersebut karena masing-masing mempunyai
argumen dan saya tidak tertarik untuk mengomentari hal tersebut. Karena dasar
keilmuan saya yang mungkin belum cukup akan hal itu, takutnya malah menjadi
kontroversial hehehehe....
Yang saya mau bahas kali ini adalah tentang
LGBT sebagai penyakit PSIKIS bukan sebagai takdir atau bawaan lahir. Saya
berani membahas ini karena saya sudah menangani puluhan LGBT di praktik saya
dengan hasil yang cukup memuaskan. Sebagian besar yang melaporkan hasil
terapinya kepada saya mengalami kesembuhan total setelah 1-2 sesi terapi. Ada
juga beberapa yang kambuh yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan. Setelah
terapi,mereka tetap bergaul dengan orang-orang yang mempunyai orientasi seks
yang menyimpang alias LGBT. Sehingga lambat laun mereka kembali ke pola yang
lama.
Semalam saya baru saja menerima pasien
BISEKSUAL, seorang pria berumur 40 tahun, sudah beristri dan menikah selama 11
tahun, mempunyai 1 orang anak berumur 10 tahun. Kita sebut saja namanya Agus (
Identitas saya rahasiakan karena kode etik profesi ).
Agus merasa menjadi biseksual itu sejak dia tamat
SMU. Sejak SMP dan SMU dia pacaran dengan wanita. Ketika tamat SMU dan mulai
kuliah, agus sudah mulai tertarik dan pacaran dengan laki-laki. Agus ketahuan
mengalami biseksual itu 7 bulan yang lalu, ketika HP nya ketinggalan di rumah
dan istrinya membaca semua BBM,history browsing dan foto-foto yang ada di HP
agus. Sontak istrinya menjadi SHOCK...bayangkan saja dia hidup selama 11 tahun
bersama laki-laki yang juga suka sesama jenis.
Selama ini yang banyak terjadi khan,para
istri biasa mendapatkan chattingan mesra
dan foto-foto wanita di hp suami dan saya yakin ini akan membuat para istri
menjadi MARAH se MARAH-MARAHnya...betul?? Nah coba anda bayangkan, kalau yang
anda dapatkan itu adalah chattingan mesra dengan laki-laki dan foto-foto pria
telanjang di hp suami anda, bagaimana kira-kira perasaan anda??? Itulah yang
dirasakan oleh istri Agus. Bukan lagi MARAH tapi merasa JIJIK dengan suami
sendiri.
Singkat cerita saya mulai melakukan terapi
kepada agus dan langsung menggunakan teknik tertentu untuk berkomunikasi dan
bernegoisasi dengan bagian diri agus yang membuat agus tertarik secara seksual
kepada laki-laki. Bagian diri ini bernama di Si Nakal. Si nakal ini sudah ada
sejak agus berumur 6 tahun. Bagian ini tercipta dalam diri agus ketika agus di
minta memegang dan memainkan alat vital seorang mahasiswa laki-laki yang kos di
dekat rumahnya. Ketika saya menanyakan tujuan si nakal memberikan perasaan suka
kepada laki-laki, dia menjawab agar agus mendapatkan kepuasan. Tujuannya baik
tapi caranya salah. Akhirnya saya melakukan edukasi kepada si Nakal bahwa yang
dia lakukan ini salah. Saya juga melakukan pendekatan agama dengan mengatakan
sebuah hadis bahwa Rasulullah melaknat
3x lebih besar dibandingkan seorang penzina yang hanya 1x. Saya juga memberikan
gambaran tentang syurga dan neraka. Setelah melakukan edukasi, akhirnya si
Nakal bersedia untuk mendukung agus menjadi laki-laki Normal tanpa syarat.
Malah si Nakal ketakutan setelah saya memberikan gambaran tentang neraka jika
dia tetap memberikan perasaan suka sama laki-laki kepada agus hehehehe.
Kemudian saya meminta agus membayangkan laki-laki yang sementara tidak
berpakaian dan sedang menggoda agus, dan agus merasakan perasaan jijik dan
malah tidak mau melihatnya lagi. Hal ini menunjukkan orientasi agus sudah
berubah.
Tak terasa 90 menit waktu terapi berlangsung,
saya menutupnya dengan sugesti untuk memperkuat perubahan positif dari Agus,kemudian
melakukan penguncian agar program tersebut menjadi permanen dalam diri agus.
Setelah terapi agus merasakan tubuhnya terasa
ringan, pikirannya tenang dan merasakan kayak ada sesuatu yang lepas dalam
dirinya. Ketika pulang saya memberikan PR yang WAJIB dilakukan selama min.30
hari untuk memperkuat perubahan positifnya. Salah satunya adalah, menghindari
lingkungannya yang lama.
Sahabat ku, Allah menciptakan manusia pasti
takdirnya baik, hanya kadang Nasibnya yang kurang baik. Karena Nasib,
ditentukan oleh manusia itu sendiri. LGBT bukanlah suatu Takdir, tapi Penyakit
psikis dan sangat bisa disembuhkan. Syarat utama untuk sembuh hanyalah 2
faktor, yaitu faktor Internal berupa motivasi dari diri sendiri dan faktor
eksternal berupa dukungan dari lingkungan.
Bagi teman-teman yang mempunyai masalah LGBT
dan sudah mempunyai keinginan yang kuat untuk sembuh, hubungi Profesional Hypnoterapist yang kompeten di
kota Anda. Insha Allah mereka bisa membantu untuk kembali ke fitrah anda
sebagai manusia
Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar